Hubungan Gaya Belajar Siswa SMA terhadap Minat Jurusan Di Perguruan Tinggi: Studi Kasus Di SMAN 15 Surabaya, SMAN 3 Gorontalo, Dan SMAN 3 Kota Tasikmalaya

in Articles 9 Apr 2023
Share

Minat siswa untuk melanjutkan di perguruan tinggi sangat dipengaruhi oleh sistem pembelajaran yang ada di kelas. Gaya belajar merupakan salah satu komponen yang sangat berpengaruh pada proses pembelajaran di kelas. Setiap siswa memiliki gaya belajar yang sangat berbeda, sehingga siswa - siswi memiliki cara yang berbeda untuk menyerap pembelajaran yang disampaikan guru (Kurniati and Sari 2019). Walaupun para siswa berada di sekolah atau bahkan duduk di kelas yang sama, kemampuan siswa untuk memahami dan menyerap pembelajaran berbeda tingkatnya, ada yang cepat, sedang dan ada pula yang sangat lambat. Hal tersebut akan berpengaruh pada kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif (Sakti, Hairunisya, and Sujai 2019). 



Peneliti dapat menyimpulkan tipe gaya belajar yang digunakan sebagai indikator dalam penelitian ini, diantaranya. 



1. Visual (belajar dengan cara melihat) adalah gaya belajar yang menitik beratkan ketajaman mata/penglihatan. Artinya, bukti bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar siswa paham. Siswa dengan gaya belajar visual lebih mudah mengingat apa yang mereka lihat, seperti bahasa tubuh/ekspresi muka gurunya, buku pelajaran bergambar dan video sehingga mereka bisa mengerti dengan baik.  



2. Auditorial (belajar dengan cara mendengar) adalah gaya belajar yang mempunyai kemampuan dalam hal menyerap informasi dari telinga/pendengar. Siswa dengan gaya belajar auditorial dapat belajar lebih cepat dengan mendengarkan apa yang guru katakana.  



3. Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh) adalah gaya belajar yang merupakan aktivitas belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh. Siswa dengan gaya belajar kinestetik dapat belajar lebih baik jika prosesnya disertai dengan kegiatan fisik. 



Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengetahui  hubungan  gaya  belajar  siswa  SMA dengan  minat  jurusan  di  perguruan  tinggi dengan kasus tiga sekolah yang berbeda pada sekolah menengah atas (SMA) Yaitu SMAN 15 Surabaya, SMAN 3 Gorontalo, dan SMAN 3 Tasikmalaya. Pengumpulan data dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2021/2022  dalam jangka waktu ± 3 bulan (Mei – Juli 2022) mulai dari persiapan hingga pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan. 

 

Total populasi berjumlah 184 yang dipilih secara random dari 3 SMA kelas X dan Kelas XI di 3 wilayah tersebut. Metode  penelitian  yang  digunakan adalah kuantitatif dengan simple random sampling pada 50  sampel pada tiap sekolah. Data dianalisis menggunakan metode statistik deskriptif dan korelasi product  moment  dari  Pearson.


 



 



mResReaderA.ashx.jpg



 



Bagan 1. Gaya belajar pada kelompok sampel kelas XI di 3 sekolah. 



 



Gaya belajar adalah kebiasaan individu untuk menyerap pengetahuan dan pengalaman yang ada di sekitarnya. Gaya belajar terbentuk karena faktor internal maupun eksternal dari siswa. Faktor internal berkaitan dengan IQ, EQ, dan SQ dari siswa tersebut. Faktor eksternal berkaitan dengan suasana kelas, lingkungan sekolah, metode pembelajaran, dan cara mengajar guru. Berdasarkan hasil pengumpulan dan analisis data lapangan, siswa SMAN 15 Surabaya, SMAN 3 Gorontalo, dan SMAN 3 Kota Tasikmalaya memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Siswa di SMAN 15 Surabaya memiliki persentase gaya belajar visual sebesar 32%, auditori 34%, dan kinestetik 34%. Siswa di SMAN 3 Gorontalo memiliki persentase gaya belajar visual 37%, auditori 33%, dan kinestetik 30%. Siswa di SMAN 3 Kota Tasikmalaya memiliki persentase gaya belajar visual 35%, auditori 34%, dan kinestetik 31%.



mResReaderA.ashx.jpg



 



Bagan 2. Minat jurusan di 3 sekolah 



Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terdapat kesimpulan yang dapat diambil oleh peneliti, antara lain:  



1. Gaya belajar yang digunakan oleh siswa di SMAN 15 Surabaya, SMAN 3 Gorontalo, dan SMAN 3 Tasikmalaya memiliki keberagaman dan kecenderungan tertentu. Siswa di SMAN 15 Surabaya memiliki kecenderungan gaya belajar yang merata baik visual, auditori, dan kinestetik. Siswa di SMAN 3 Gorontalo memiliki kecenderungan gaya belajar visual saja. Sedangkan siswa di SMAN 3 Tasikmalaya memiliki kecenderungan gaya belajar visual dan auditori. Gaya belajar yang digunakan siswa mempengaruhi pada perkembangan kognitif, psikomotorik, dan afektif siswa.  



2. Berdasarkan hasil analisis statistik, data yang telah diolah berdistribusi normal dan linear. Kemudian hasil pengujian hipotesis terdapat perbedaan hasil. Hipotesis ke-1 dan ke-2 memiliki korelasi positif, artinya hubungan antara gaya belajar dengan Minat Jurusan pada Siswa Kelas 10 dan 11 di SMAN 15 Surabaya, SMAN 3 Gorontalo, dan SMAN 3 Tasikmalaya adalah hubungan yang searah dan meningkatnya variabel bebas serta dapat meningkat variabel terikat. Sedangkan hipotesis ke-3, 4, dan 5 tidak memiliki korelasi terhadap variabel. Hal tersebut menunjukkan bahwa ketika data dipisah, maka validitas data menjadi tidak akurat.



Penulis:

Prima Rahman (Universitas Negeri Surabaya) 

Ramdani Hayati (Universitas Negeri Gorontalo) 

Didit Johar Maulana (Telkom University)


 

Comments (0)

Share

Share this post with others